Atap rumah berfungsi sebagai penahan panas matahari dan hujan. Agar atap tak mudah rusak atau bocor Anda perlu memerhatikan sudut kemiringannya.
Ukuran kemiringan ini adalah batas ideal bagi rangka atap agar bisa memegang penutup atap dengan baik, sehingga air bisa segera dicurahkan ke tanah.
Di Eropa atau negara-negara dengan empat musim, atap sengaja dibuat runcing. Maksudnya, agar salju yang jatuh di atas atap bisa jatuh ke bawah dengan mudah.
Di negara beriklim tropis, ada baiknya atap dibuat agak landai. Sudut kemiringan yang ideal adalah sekitar 30 derajat, sementara arsitek biasanya membuat sudut kemiringan antara 22,5 – 30 derajat.
Umumnya genteng tanah liat dirancang untuk sudut kemiringan 27,5 – 40 derajat. Pemasangan dengan sudut tidak pas akan menjadi jalan masuk bagi air hujan.
Jika sudut atap lebih besar dari 40 derajat akan berakibat pada merosotnya kepingan genteng. Antisipasinya, genteng harus dipaku ke reng yang berada tepat di bawahnya supaya tidak mudah melorot. Artinya, Anda sebaiknya menggunakan genteng dengan bahan khusus—bukan dari tanah liat.
Sebaliknya, atap yang terlalu datar atau landai akan menyebabkan air tampias dan masuk ke dalam rumah. Selain itu, aliran air pun lambat turun sehingga dapat terakumulasi di satu tempat dan mengakibatkan rembesan.
Untuk meminimalkan kebocoran atau tampias, pasanglah plastik tebal atau aluminium foil di bawah genteng sebelum memasang genteng.
Bisa ingin memasang atap lebih landai, Anda dapat menggunakan atap asbes. Atap jenis ini memiliki kemiringan sudut minimal 10 derajat. Ukurannya yang lebar dan sambungan antar-asbes yang bisa diatur, membuatnya tidak mudah bocor meski dibuat landai